Sabtu, 08 Maret 2008

Cedera Scalp

        Paling sering, dengan berbagai derajat, pada hampir se-
mua pasien dengan cedera kepala berat. Scalp terdiri
dari lima lapisan (dengan akronim "SCALP"): skin, con-
nective tissue (dense), aponeurosis (galea aponeuroti-
ca), loose connective tissue, and pericranium
. Saraf
sensori terutama dicatu divisi oftalmik saraf trigemi-
nal disebelah anterior dan saraf oksipital major (C2)
disebelah posterior. Didaerah preaurikuler, cabang au-
rikulotemporal dari divisi tiga saraf trigeminal mengi-
kuti arteri temporal superfisial, dan daerah dibelakang
telinga dicatu oleh saraf oksipital minor dari pleksus
servikal (C2 hingga C3). Scalp memiliki catu darah yang
sangat kaya dari lima arteri utama: cabang supratrokh-
lear dan supraorbital dari arteri oftalmik disebelah
depan, dan tiga cabang dari karotid eksternal-temporal
superfisial, aurikuler posterior, dan oksipital disebe-
lah posterior dan lateral. Pembuluh-pembulah ini terle-
tak pada lapisan kedua (jaringan ikat padat) dari
scalp. Karenanya pembuluh tidak mengalami retraksi saat
putus dan cenderung untuk berdarah profus. Galea apone-
urotika merupakan lapisan yang padat, fibrosa, nonelas-
tik yang bersatu dengan otot frontal dan oksipital.
Sangat vital untuk melakukan perbaikan yang baik pada
lapisan ini ketika menutup luka scalp. Jaringan ikat
longgar dapat menimbun hematoma dalam jumlah banyak se-
telah benturan yang merobek vena emissaria yang mele-
wati tulang menuju kesinus dura. Bakteri dan emboli
septik dapat menjalar dari scalp kekranium melalui ja-
lur vena ini.
Walau laserasi yang luas jarang terluput dari pe-
meriksaan, tidak demikian halnya dengan kontusi atau
laserasi kecil pada pasien koma. Kenyataannya bahkan
luka tembak dapat terluput bila tidak adanya riwayat,
dan diagnosis yang benar hanya didapatkan setelah peme-
riksaan yang lebih teliti setelah dilakukan sinar-x
tengkorak. Jadi perlu sekali memeriksa scalp pada pasi-
en yang cedera.
Laserasi scalp harus dibersihkan sama sekali, di-
eksplorasi, didebridemen, dan ditutup. Kesalahan yang
paling sering yang dilakukan saat menutup setiap luka
adalah pencukuran yang tidak cukup serta pembersihan
yang tidak cukup terhadap rambut, tulang serta debris
lainnya dari luka. Walau scalp relatif tahan karena ka-
ya akan catu vaskular, perawatan yang jorok di UGD da-
pat berakibat morbiditas yang tidak perlu dan terkadang
serius. Setelah mencukur sekitar luka dan mencucinya
dengan salin, dengan menggunakan sarung tangan dilaku-
kan eksplorasi laserasi scalp dan pastikan tidak ada
fraktura atau cedera penetrasi dibawahnya. Bila tulang
teraba normal, atau bila sinar-x memastikan bahwa hanya
tabula eksterna tengkorak yang fraktura, luka dapat di-
irigasi dengan larutan Betadin serta salin, tepinya di-
debridemen dengan skalpel, dan luka ditutup dengan be-
nang nonabsorbable (nilon 3-0). Saat melakukan perbaik-
an scalp tidak penting. Bila pasien mempunyai lesi
massa, scalp dapat diperbaiki setelah evakuasi massa.
Bila tidak, perbaikan dapat dilakukan pada UGD atau
ICU. Lebih baik melakukannya dikamar operasi untuk la-
serasi yang lebih luas serta komplikata.
Avulsi scalp kurang sering terjadi namun dapat
mengancam nyawa akibat kehilangan darah yang berat.
Scalp biasanya avulsi melalui lapisan jaringan ikat
longgar. Anastomosis mikrovaskular langsung serta re-
plantasi scalp yang avulsi mungkin dilakukan. Untuk ke-
gunaan transportasi, scalp yang avulsi dibersihkan de-
ngan salin, dibungkus dengan kasa steril lembab, dile-
takkan dalam kantung plastik kedap air, dan dibawa da-
lam pecahan es. Ada beberapa pilihan merancang flap ku-
lit untuk menutup defek scalp. Umumnya, makin besar
flap, makin kurang kemungkinan untuk hidup. Dasar harus
paling tidak seluas atau lebih luas dari ujung.

0 komentar: