Jumat, 14 Maret 2008

Akupuntur


Akupuntur? Anda pasti sudah mengetahuinya dan barangkali pernah mencobanya. Metode pengobatan asli Cina ini kini makin populer setelah kalangan medis barat juga menerima praktek akupuntur dengan membuka klinik-klinik akupuntur. Ternyata, banyak penyakit yang bisa disembuhkan dengan akupuntur... lalu bagaimana dengan kegemukan?



"Terapi akupuntur pada pasien obesitas terbukti efektif dan tanpa efek samping," kata dokter sekaligus ahli akupuntur di Klinik Akupuntur Dr. Noviani, Dr. Caecilia Noviani. "Metodenya sendiri sudah ditemukan dan dirumuskan sekitar 3000 tahun sebelum masehi." Dia kemudian mengungkapkan penelitian akupuntur pada 802 kasus obesitas. Hasil yang didapat setelah 8 minggu terapi membuktikan adanya 594 kasus (74%) yang menunjukkan hasil penurunan berat badan antara 7-10 kilogram.

"Titik paling efektif untuk mengatasi obesitas adalah titik lapar atau T 18," katanya. Titik lapar ini berada di telinga Anda. Dengan jarum tipe khusus -Anda jangan membayangkan jarum akupuntur yang panjang itu- telinga Anda ditusuk selama seminggu. Jarum telinga atau disebut juga press needle ini direkat dengan plester. Setiap Anda merasa lapar, Anda harus memegang jarum ini 2-3 menit, atau setengah jam sebelum waktu makan -tiga kali sehari. Efek tekanan jarum di telinga ini akan merangsang ramus auricularis nervus vagus -saraf-saraf yang ada di daun telinga dan berhubungan dengan sistem pencernaan bagian atas. Singkatnya, kontraksi otot lambung di saat Anda lapar akan ditekan sehingga lambung menjadi tenang -menghilangkan suara kriyuk-kriyuk pada saat jarum jam menunjukkan angka 12 siang. Anda pun akan lebih tahan lapar. "Seminggu sekali akan ada evaluasi, yaitu evaluasi respon subyektif berupa pengurangan rasa lapar dan respon obyektif dari penurunan berat badan."

Selain membantu mengatasi obesitas, akupuntur kerap menjadi terapi pendamping pada berbagai macam penyakit. Umumnya dibutuhkan 6 kali kedatangan untuk merasakan manfaat akupuntur. Tapi untuk hasil maksimal biasanya dibutuhkan 12 kali kedatangan. Tiap kali pertemuan Anda akan 'ditusuk' selama kurang-lebih 20 menit. "Tentu saja tergantung dari tingkat keparahan penyakit," kata Dr. Novi.




Meski dianggap pengobatan kuno, tapi press release yang dikeluarkan Persatuan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI) menyebutkan bahwa WHO telah mengakui dan mengeluarkan pedoman mengenai pendidikan, penelitian, dan pelayanan akupuntur. Disebutkan pula, akupuntur tidak lagi dianggap misteri karena mulai bisa diungkapkan melalui pendekatan ilmiah rasional ilmu kedokteran. Mau coba? Anda tinggal datang ke rumah sakit, sebab hampir semua rumah sakit di kota besar di Indonesia memiliki pelayanan akupuntur.

Fakta Akupuntur
  • Terapi ini tidak menimbulkan efek samping sistemik karena pemberian terapi hanya bersifat lokal.
  • Yang menjadi konsentrasi penusukan adalah 'meridian'. Penusukan dilakukan untuk melancarkan aliran energi di daerah meridian yang bermasalah.
  • Di Eropa, akupuntur kerap dilakukan sebagai terapi untuk mengatasi nyeri, terapi muskuloskeletal -berkaitan dengan tulang dan otot, juga terapi untuk mual-muntah.
  • Di Cina, pada beberapa kasus akupuntur sudah menjadi terapi tunggal. Misalnya sebagai tindakan preventif dan terapi mengatasi rasa nyeri. Bahkan, anestesi lokal hanya menggunakan akupuntur!

0 komentar: